RESUME AKHLAK ISLAM 2

 

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

 

A.  Judul Modul           : AKHLAK ISLAM

B.  Kegiatan Belajar : Akhlak Terpuji dalam Islam (KB 2)

C.  Refleksi

NO

BUTIR REFLEKSI

RESPON/JAWABAN

1

Peta Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di modul bidang studi

A.   Akhlak Mahmudah

1.    Hidup Bersih

Hidup bersih adalah menjalani kehidupan dengan selalu menjaga kebersihan. Anjuran untuk hidup bersih merupakan perintah agama dan perintah social. Hidup bersih mengandung dua pengertian, yakni bersih dalam pengertian fisik (jasmani) dan bersih dalam pengertian rohani.

Dalam pengertian fisik, bersih mencakup bersih badan, bersih pakaian, bersih tempat tidur, bersih ruang kelas, bersih tempat tinggal dan lingkungan, bersih tempat ibadah.

Termasuk kepada bersih lingkungan dalam wilayah yang lebih luas adalah menjaga dan memelihara ciptaan Allah yang ada di sekitar kita, seperti tumbuhtumbuhan, hutan, laut, binatang-binatang dan sebagainya.

a.    Menjaga Kelestarian Hutan

Sebagai manusia yang menjalani kehidupan di bumi, sudah selayaknya kita menjaga kelestarian hutan, karena hutan merupakan faktror yang sangat penting untuk menopang kehidupan di bumi. Hutan memberikan perlindungan kepada kestabilan tanah, iklim lokal, dan menyerap pemanasan global. Hutan juga menjadi habitat berbagi jenis flora dan fauna. Dari sudut pandang ekonomi, hutan tidak hanya menghasilkan kayu industri dan kayu bakar, akan tetapi juga obat-obatan dan tanaman bermanfaat lainnya. Bila pengelola tidak baik, maka banyak kawasan hutan yang rusak.

b.    Menjaga Kebersihan Laut

Samudra menyimpan 90% air di dunia. Samudera sangat berpengaruh kepada sistem cuaca harian dan iklim jangka panjang bumi. Hampir 75% panas dari matahari yang mencapai bumi tersimpan oleh samudera. Laut merupakan sumber kehidupan manusia. Di laut orang bisa mengambil ikan, berlayar, mengambil energi, dan masih banyak lagi kepentingan lain. Oleh karena itu kita wajib menjaga dan melindungi laut dari yang merusak ekosistemnya.

2.    Kasih Sayang

Selain bersih fisik ada pula bersih rohani, yakni bersih dalam bersikap seperti menyayangi orang lain, berperilaku bagus dan rukun dengan tetangga, menasehati teman yang melakukan kejahatan, menghormati kedua orang tua dan mengikuti perintahnya, dan masih banyak lagi.

Manusia adalah sebagai makhluk social yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Siapa pun yang hidup di tengah masyarakat, tidak akan bisa lepas dari sikap tolong menolong.

Sebagai seorang guru, kita bisa mengungkapkan manfaat tolong menolong, seperti disayang Allah, disayang orang tua maupun teman, hidup tenang dan bahagia, bisa membantu orang lain untuk lepas dari suatu kesulitan dan masih banyak manfaat langsung yang bisa dirasakan para siswa dalam kehidupan nyata. Untuk mengetahui siswa aktif, guru bisa pula mengajukan pertanyaan seperti: a. Sebutkan siapa saja orang yang sudah pernah kamu tolong. b. Mengapa kamu harus menolongnya. c. Dalam hal apa kamu menolongnya. d. Kamu merasakan apa ketika bisa menolong orang lain. e. Tulislah cerita tentang kejadian saat kamu menolong oran lain, kemudian bacalah di depan kelas.

3.    Disiplin

Disiplin dapat diartikan melakukan hal-hal yang sesuai dengan aturan, petunjuk, kesepakatan atau jadual. Dalam agama Islam, disiplin merupakan ajaran yang sangat penting. Pentingnya menghargai waktu misalnya, dapat dibaca dalam al-Qur‘an surat alAshr, ayat 1-3 yang menyebutkan: “Demi waktu, sungguh manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”.

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan hal kedisiplinan, yakni disiplin belajar atau di sekolah, disiplin bermain, disiplin nonton televisi, disiplin di tempat- tempat umum dan kenderaan umum.

a.    Disiplin Belajar atau Disiplin di Sekolah

Disiplin belajar atau disiplin di sekolah merupakan hal yang rutin dilakukan dan bisa diawasi setiap saat. Hanya saja disiplin belajar di luar sekolah, seperti di rumah, selalu mendapatkan kendala atau kesulitan. Secara teoritis, orang tua dan lingkungan harus berperan. Akan tetapi, banyak sekali orang tua siswa yang merasa kesulitan untuk membimbing anak disiplin belajar di rumah. Ada satu strategi yang bisa dilakukan guru untuk menambah tingkat disiplin anak di rumah, yakni dengan menekankan kepada anak untuk membacakan/mempresentasikan kembali isi pelajaran yang didapatkan di sekolah di depan orang tuanya atau kolega lain. Menekankan artinya ada evaluasi, indikator dan sanksi yang jelas dan tegas dari guru bila hal ini tidak dilakukan.

b.    Disiplin (dalam mengatur waktu) Bermain dan Nonton Televisi

Dewasa ini, kesempatan untuk bermain anak sudah sangat terbatas oleh jam kesibukan belajar, yang menurut sebagian ahli pendidikan, sudah melanggar hak anak- anak. Ini juga harus dimaklumi oleh orang tua dan pengelola pendidikan sendiri. Berbeda dengan menonton televisi, tampaknya, tidak ada jadwal yang jelas kapan seorang anak menonton televisi, kemudian dalam acara apa misalnya. Ada beberapa orang tua yang sudah melakukan penjadwalan secara ketat namun belum bisa konsisten. Sudah banyak guru yang menyampaikan himbauan ini di dalam kelas, tetapi belum secara maksimal dilakukan anak.

Beberapa waktu lalu, ada satu acara yang cukup menarik seperti Smack Down, belakangan ini sudah tidak banyak dilihat siswa tertentu, karena ada beberapa sekolah yang secara tegas mengatakan bahwa permainan itu haram, dan menontonnya pun berarti berdosa. Memang, pendekatan-pendekatan normatif dalam hal tertentu penting dilakukan untuk menjadikan anak lebih berhati-hati.

c.    Displin di Tempat Umum

Disiplin pada tempat-tempat umum artinya mengikuti aturanaturan atau petunjuk yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kalau berjalan kaki, misalnya, harus disebelah kiri jalan; jika naik kenderaan harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas, membuang sampah harus pada tempat yang sudah disediakan, tidak saling ngebut di jalan raya. Dari seluruh ajaran yang terkait dengan aqidah dan akhlak, pedekatan dengan pembiasaan merupakan strategi yang dianggap lebih tepat. Para siswa tidak harus banyak dituntut untuk menghafalkan, akan tetapi membiasakan diri untuk melakukan. Intinya, perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan itu merupakan hasil pembiasaan, yang pada gilirannya menjadi budaya masyarakat (peserta didik).

4.    Adab Kepada Orang Tua dan Guru

Adab kepada orang tua bisa dilakukan dengan bentuk-bentuk sebagai berikut:

a.    Mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan kedua orang tua

b.    Mematuhi perkataan atau perintah kedua orang tua, selama perintah itu tidak melanggar aturan-aturan agama mapun norma masayarakat secara umum.

c.    Mengkomunisikan kepada kedua orang tua apa yang merupakan rencana anak.

d.   Bersikap lemah lembut dihadapan keduanya.

e.    Meninggalkan atau menjauhi apa yang dilarang oleh kedua orang tua

f.     Membantu orang tua di rumah, khususnya, pekerjaan yang rutin dilaksanakan.

g.    Tidak menceritakan kekurangan dan kelemahan orang.

Tatakrama terhadap kedua orang tua memiliki pengertian:

a.    Seorang anak harus dilatih untuk berbakti kepada kedua orang tua.

b.    Berbicara dengan orang tua dengan sopan dan tidak mengeraskan suara. Allah berfirman dalam surat al-Isra‘ ayat 24: “Dan rendahkan lah dirimu terhadaop mereka (dua orang tua) dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka berdua, sebagaimana mereka telah mendidik aku diwaktu kecil‟.

c.    Anak dibiasakan agar tidak memandang dengan tajam terhadap kedua orang tuanya, serta duduk dengan sopan di hadapan mereka.

d.   Anak dibiasakan agar tidak keluar rumah tanpa seizin orang tuanya, serta tidak boleh pulang terlambat kecuali mendapatkan izinnya

e.    Sejak kecil anak dibiasakan untuk mendo‘akn kedua orang tuanya. Metode terbaik dalam hal ini apabila anak selalu mendengar orang tuanya berdo‘a untuk kakek neneknya. Dengan cara ini, Insya Allah, akan tertanam pada diri anak untuk selalu mendo‘akan kedua orang tuanya.

Aspek keteladanan dari orang tua merupakan hal paling utama dalam pembinaan anak-anak. Keteladanan merupakan metode terbaik dalam pendidikan moral.

Adab kepada guru sebenarnya tidak jauh berbeda dengan adab kepada dua orang tua. Hanya saja guru dan anak bertemu di sekolah dengan waktu tertentu, sementara orang tua biasanya di rumah.

5.    Akhlak dalam Kehidupan Sosial, Bernegara dan Berbangsa

a.    Toleransi

Toleransi berasal dari Bahasa latin tolerare yang berarti berusaha untuk tetap bertahan hidup tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai atau disenangi. Dalam kamus Bahasa Indonesia toleransi berarti kelapangan dada dalam arti suka rukun kepada siapapun, membiarkan orang berpendapat atau berpendirian lain.

Toleransi menurut al-Quran dan Sunnah

Konsep toleransi dalam Islam dikenal dengan istilah tasamuh, yang berasal dari akar kata tasâmaha – yatasâmahu – tasâmuhan, yang arti asalnya adalah saling membiarkan, atau saling mempersilahkan.

Berdasarkan Al-quran surat Al-mumtahanah ayat 8 dan 9 Islam menganjurkan untuk berlaku adil tidak hanya kepada sesama muslim namun juga kepada non muslim selama mereka tidak memerangi dan melakukan pengusiran terhadap umat Islam.

Sebagaimana yang dicontohkan, Rasulullah pernah membangun kerjasama di antara semua elemen masyarakat Madinah baik muslim maupun non-muslim yang dituangkan dalam suatu perjanjian yang dikenal dengan Piagam Madinah (Mitsaqu Madinah/ Madinah Charter). Poin yang dituangkan dalam Piagam Madinah antara lain berisi bahwa umat Islam dan orang-orang Yahudi harus mempertahankan Yatsrib atau Madinah apabila diserang oleh musuh, serta mengukuhkan kebebasan keluar dari kota Yatsrib bagi yang menghendaki dan mempersilahkan berdiam diri bagi yang ingin mempertahankan kehormatannya,

Ketika nilai-nilai dan praktek toleransi ini dapat kita lestarikan dalam relasi sosial, kita maka kita akan mendapatkan hal-hal positif seperti:

1)   Terwujudnya persaudaraan persatuan dan kesatuan

2)   Terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis

3)   Terciptanya rasa aman, tentram, tenang dan damai

4)   Sesama anggota masyarakat akan saling menghormati satu sama lain

5)   Menghilangkan sifat dengki, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan

Di Indonesia dikenal tiga bentuk kerukunan, yaitu (1) kerukunan antar umat seagama, (2) kerukunan antar umat beragama, (3) kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.

b.    Sikap Moderat (Tawassuth)

Tawassuth (moderat atau pertengahan) dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara, memiliki urgensi yang sangat penting. Dengan sikap ini seseorang, kelompok, atau organisasi apapun akan menampilkan perilaku menghindari konfrontasi atau kekerasan manakala menyikapi segala sesuatu yang berbeda dengannya.

Sikap tawassuth ini didasarkan pada sebuah keterangan:

 خير األمور اوسطها

Artinya: “Sebaik-baiknya segala urusan ialah yang pertengahannya”

Implementasi sikap tawassuth dalam kehidupan, yakni :

1)   Seseorang atau sekelompok orang tidak akan mudah menuduh orang lain yang berbeda pendapat, pemahaman, dan termasuk aliran (kelompok) keagamaan dengan tuduhan negatif

2)   Terwujudnya kehidupan yang aman, damai dan harmonis dalam bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.

3)   Keberlangsungan pembangunan akan tetap berjalan lancar.

4)   Cita-cita dan tujuan negara seperti yang tercantum dalam konstitusi negara akan terwujud.

c.    Sikap Seimbang (Tawâzun)

Tawâzun secara literal berasal dari kata al-wazn artinya timbangan. Isyarat konsep dan implementasi tawazun banyak terdapat dalam al-Quran. Salah satunya dalam Q.S. al- Rahman [55]: 9:

Artinya: “dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu”

Seseorang yang memiliki sikap Tawâzun tidak akan tergesa-gesa dan mengambil keputusan tanpa dipertimbangkan terlebih dahulu secara cermat akibat baik buruknya. Dalam kehidupan beragama, sikap Tawâzun akan menjadikan seseorang mampu menjalani kehidupan secara seimbang. Ia tidak akan terlalu sibuk mengejar dunia dengan mengabaikan akhirat atau sebaliknya.

Implementasi sikap Tawâzun akan membawa dampak positif dalam kehidupan pada berbagai aspeknya, diantaranya:

1)   Menjadikan hati dan pikiran senantiasa tenang.

2)   Menjadikan seseorang atau sekelompok masyarakat bisa diterima oleh berbagai kalangan.

3)   Menjadikan seseorang atau kelompok terhindar dari konflik.

d.    Persamaan/Sikap Egalitarian (Musawah)

Secara etimologi musawah diartikan sebagai sama tidak kurang dan tidak lebih. Sedangkan secara istilah musawah berarti persamaan seluruh manusia dalam hak dan kewajiban tanpa ada pemisahan atau perbedaan yang didasarkan pada kebangsaan kelas aliran kelompok keturunan pangkat atau harta dan hal-hal lainnya.

Prinsip prinsip musawah di dalam Islam tidak hanya terbatas dalam hubungan sosial atau di dalam urusan hukum semata akan tetapi di dalam beribadah juga terkandung nilai-nilai musawah. Sebagai contoh antara lain di dalam salat; tidak ada perbedaan antara orang yang kaya dan miskin. Shaf-nya harus lurus tanpa membedakan kaya miskin, kuat lemah.

e.    Persaudaraan (Ukhuwwah)

Ukhuwwah secara bahasa artinya adalah persaudaraan. Ia berakar kata akhun yang artinya saudara. Ukhuwwah adalah persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. Dalam Islam, sesama muslim saling terikat karena kesamaan agama, kesamaan keyakinan maka terwujudlah yang disebut dengan Ukhuwwah Islamiyah yaitu persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan agama yaitu Islam.

Rasulullah mengumpamakan persatuan dan persaudaraan umat Islam itu ibarat tubuh. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Perumpamaan orang- orang beriman di dalam kecintaan kasih sayang dan kelembutan adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh mengeluh karena sakit maka seluruh anggota tubuh lainnya merasakan sakit dengan tidak dapat tidur serta demam” (Hadits Riwayat Muslim).

Ukhuwah atau persaudaraan di dalam kehidupan manusia secara umum didasari pada dua hal:

1)   Adanya persamaan baik dalam masalah keyakinan, wawasan, pengalaman kepentingan, tempat tinggal, dan atau cita-cita

2)   Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melakukan kerja sama dengan orang lain.

Macam-macam Ukhuwah

Dalam konteks agama Islam dan kaitannya dengan kehidupan sosial kemasyarakatan di dalam berbangsa dan bernegara setidaknya setidaknya ada tiga bentuk ukhuwah yang punya peran besar dalam kehidupan masyarakat.

1)   Ukhuwah Islamiyah yang didasarkan pada kesamaan agama Islam.

2)   Ukhuwah Wathoniyah, yang berarti persaudaraan kebangsaan. Maka seluruh warga negara Indonesia adalah bersaudara.

3)   Ukhuwah Insaniyah, yang diartikan sebagai persaudaraan sesama manusia atau kadang disebut juga dengan Ukhuwah Basyariyah yaitu persaudaraan yang tumbuh dan berkembang didasarkan atas dasar kemanusiaan.

 

2

Daftar materi bidang studi yang sulit dipahami pada modul

1.    Toleransi menurut al-Quran dan Sunnah

3

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran

1.     Disiplin dapat diartikan melakukan hal-hal yang sesuai dengan aturan, petunjuk, kesepakatan atau jadual

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

  PENERAPAN STRATEGI QSH   SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MAPEL AKIDAH AKHLAK KELAS IV MI TARBIYATUL   ISLAMIYAH WINONG...