RESUME KISAH – KISAH TELADAN 4 (Khulafaur Rosyidin)

 

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

 

A.  Judul Modul                     : KISAH – KISAH TELADAN

B.  Kegiatan Belajar    : Kisah Keteladanan Khulafaur Rosyidin (KB 4)

C.  Refleksi

NO

BUTIR REFLEKSI

RESPON/JAWABAN

1

Peta Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di modul bidang studi

A.   Definisi Khulafaur Rosyidin dan Konsep Khalifah dalam Al-Qur’an

Khulafaur Rosyidin adalah para khalifah yang arif bijaksana. Mereka merupakan keempat sahabat yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslimin setelah Rasulullah Saw wafat. Kata Khalifah خليفة secara bahasa berasal dari خلفا يخاف خلف artinya mengganti atau memberi ganti. Kata خليفة jamaknya وخالئف خلفاء artinya Khalifah atau pengganti, sedangkan اخاللفة berarti penggantian atau kekhalifahan.

Berikut ini ayat Al-Qur‘an yang menyebut kata Khalifah, yaitu:

 Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,“Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Makna Khalifah dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 30 menjelaskan bahwa manusia itu khalifah di muka bumi. Khalifah merupakan identitas manusia yang hidup di permukaan bumi. Semua manusia adalah khalifah yang mendapatkan amanah dari Allah yang kelak dipertanggungjawabkan.

M. Quraish Shihab menyimpulkan bahwa kata Khalifah yang digunakan oleh Allah untuk siapa saja yang diberi kekuasaan mengelola wilayah, baik luas maupun terbatas. Menurut M. Syafii Antonio, Khalifah diartikan sebagai pengganti atau pemegang otoritas Tuhan di muka bumi. Istilah ini dipakai sebagai sebutan bagi kaum muslim setelah Rasulullah wafat, seperti untuk Khulafâar-Râsyidîn.

Ada tiga penafsiran terhadap kata ini oleh para mufassir awal, yaitu: (a) sebagai penghuni, (b) penerus atau pengganti, dan (c) sebagai wakil Allah di bumi. M. Quraish Shihab menyimpulkan bahwa kata Khalifah dalam al-Quran mengandung arti: (a) siapa saja yang diberi kekuasaan mengelola wilayah, baik luas maupun terbatas, dan (b) seorang Khalifah berpotensi, bahkan secara aktual dapat melakukan kesalahan karena mengikuti hawa nafsu.

Khulafaur Rasyidin adalah kekhalifahan pada masa para sahabat empat, yaitu Abu Bakar ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Menurut Munawir Sjadzali, pada masa Khulafaur Rasyidin tidak ada pola baku pengangkatan khalifah. Abu Bakar ra dipilih menjadi Khalifah dengan cara ditunjuk karena pernah menjadi imam shalat menggantikan rasul saat sedang sakit. Umar bin Khattab ra. dipilih karena wasiat tanpa musyawarah terbuka. Ali bin Abi Thalib ra. ditunjuk, sedangkan Usman bin Affan ra. dipilih dengan cara tidak langsung melalui dewan formatur.

Menurut Abu Yasid, terjadinya dinamika pemerintahan pada masa Khulafaur Rosyidin sesungguhnya merupakan keniscayaan dan dapat dimaklumi. Sebab, sistem pemerintahan dalam Islam masuk kategori wasilah (sarana), bukan ghayah (tujuan). Setiap perkara yang masuk ghayah mengharuskan ditegakkannya keadilan di tengah-tengah rakyat secara merata, sehingga dapat hidup sejahtera. Oleh karena itu menjadi logis jika dalam teks wahyu, bentuk negara dan sistem pemerintahan tidak disebutkan secara tersurat dan terperinci.

 

 

B.   Kisah Keteladan Abu Bakar Shidiq

1.   Biografi Abu Bakar Shidiq

Nama aslinya Abdullah. Anak dari Utsman bin Amir bin Amr bin Ka‘ab bin Sa‘ad bin Taim bin Murrah bin Ka‘ab bin Lu‘ai bin Ghalib bin Fihr. Ibu beliau adalah Ummul Khair yaitu Salman binti Shahr bin Amir.

Abu Bakar lahir dua tahun setelah kelahiran Rasulullah Muhammad. Awalnya ketika zaman jahiliyyah bernama Abdul Ka‘bah atau Abdul Uzza. Setelah masuk Islam berganti nama menjadi Abdullah bin Utsaman. Beliau dikenal Al-Atiq (orang yang terbebas) karena beliau adalah orang pertama yang diberi kabar gembira berupa dibebaskan dari siksa neraka. Beliau tidak pernah merasa lebih tinggi derajatnya daripada orang lain, baik ketika masa jahiliyyah maupun setelah Islam. Jika ada yang memujinya, maka pujian itu akan menjadikannya semakin tawadhu‘ dan beliau mengatakan: Ya Allah, sungguh Engkau adalah lebih mengetahui tentang diriku daripada diriku sendiri.

2.    Keteladan Abu Bakar Ash-Shidiq

Dialah tokoh sahabat yang paling akrab dan paling disayangi oleh Rasulullah Saw. Karena besarnya pengorbanan beliau, Rasulullah Saw. pernah mengatakan: ―Islam telah tegak di atas harta Siti Khadijah dan pengorbanan Abu Bakar.

Berikut ini keteladanan dan Keutamaan Abu Bakar Ash-Shidiq :

a.    Teguh iman

Rasulullah Saw. bersabda, ―Jika ditimbang iman Abu Bakar AshShiddiq dengan iman sekalian umat maka lebih berat iman Abu Bakar. Karena beliau tidak mencintai dunia ini, cintanya pada Allah dan rasulnya melebihi apapun. Dan rasa takutnya pada yaumul Hisab atau pengadilan Allah Swt.

b.    Suka berinfaq dan memerdekakan budak

Setelah masuk Islam, Abu Bakar telah menginfaqkan empat puluh ribu dinar untuk kepentingan sadaqah dan memerdekakan budak. Dalam perang Tabuk, Abu Bakar ra. membawa seluruh harta bendanya lalu meletakkannya di antara dua tangan baginda Rasul.

c.    Ilmu yang mendalam.

Kedalaman ilmu Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Terhadap hadis Nabi Saw sangat menakjubkan, sehingga ilmu itupun terserap dengan cepat ke dalam hatinya dan membuat air matanya meleleh.

d.    Dijamin masuk surga

Nabi bersabda: Allah mengutusku kepada kalian kemudian kalian mengatakan: Engkau (Muhammad) dusta, namun Abu Bakar berkata “Ia (Muhammad) benar”. Ia telah melindungiku dengan diri dan hartanya. Bisakah kalian membiarkan sahabatku ini bersamaku?‘ (Maksudnya tidak melukai hatinya). Beliau mengatkan dua kali. Setelah kejadian tersebut Abu Bakar tidak pernah disakiti lagi. (HR. Bukhari, no. 3661).

e.    Setia menemani rasulullah saat hijrah

Abu Bakar bercerita, ―Ketika bersama Nabi Muhammad di gua Tsur aku mengangkat kepalaku. Ternyata, berada dekat sekali dengan telapak kaki orang-orang Quraisy. Aku pun berkata, ―Wahai utusan Allah, andaikata sebagian mereka menengok ke bawah, niscaya mereka melihat kita. Mendengar kecemasan sahabatnya ini beliau (Muhammad) menghiburnya, Tenanglah wahai Abu Bakar. Apakah kamu mengira kita hanya berdua padahalada Allah yang ketiganya. (HR. Bukhari, No. 3992 dan Muslim, No. 2381).

f.      Paling dicintai oleh rasulullah

Amr bin al-Ash menceritakan bahwa Nabi Muhammad mengutusnya bersama pasukan (dalam perang Dzatus Salasi). Amr bertutur, Aku datang menemui beliau (Muhammad), lalu bertanya Siapakah orang yang paling engkau cintai?‘ Beliau menjawab: “Aisyah”. Aku bertanya lagi, Yang dari kaum laki- laki?‘ Beliau menjawab: Ayahnya. Aku bertanya lagi, Kemudian siapa lagi?‘ Beliau menjawab, Abu Bakar. Setelah itu beliau menyebut beberapa nama lain. (HR. Bukhari, no. 3662 dan Muslim, no. 2384).

 

g.    Pernah menjadi imam masjid untuk menggantikan Nabi

Abu Musa al- Asy‘ari menuturkan, Ketika Nabi sakit dan penyakitnya bertambah parah, beliau berkata,‟Perintahkanlah Abu Bakar untuk menjadi imam shalat berjamaah.‘ Aisyah berkata, Abu Bakar adalah laki-laki yang halus perasaanya. Jika dia menggantikan engkau maka dia tidak akan bisa mengimami shalatberjamaah. Beliau berkata lagi, Perintahkanlah Abu Bakar untuk mengimami shalat berjamaah” Lalu utusan beliau mendatangi dan menyuruh Abu Bakar untuk menjadi imam shalat berjamaah, dan dia pun melaksanakanya ketika itu Rasulullah masih hidup. (HR. Bukhari, no. 678 dan Muslim, no. 420).

h.    Menjadi khalifah pertama yang dikehendaki Allah, rasul, dan umat Islam

Aisyah bertutur: “Rasulullah berkata kepadaku ketika sedang sakit, Panggilkan untukku Abu Bakar, ayahmu dan saudara laki- lakimu, Abdurrahman. Aku ingin menulis sebuah wasiat, khawatir ada orang yang nanti berharap-harap dan berseru Aku lebih berhak, padahal Allah dan kaum mukminin hanya menghendaki Abu Bakar. (HR. Bukhari, No. 5666 dan Muslim, No. 2387).

i.      Cepat melakukan kebaikan

Rasulullah Saw. suatu hari seusai shalat subuh bertanya, “Siapakah yang pagi ini melakukan ibadah puasa?‟ Abu Bakar menjawab, Saya wahai Rasulullah, tadi malam saya membisikan (meniatkan) pada diriku untuk melakukan puasa pada pagi ini. Lalu aku pun berpuasa. Kemudian Rasulullah bertanya: “Siapakah diantara kalian yang sudah mengeluarkan sedekah?‟ Umar menjawab, Wahai Rasulullah, kami masih bersama Anda sejak semenjak shalat, lantas bagaimana mungkin kami bersedekah?‘ Abu Bakar menjawab, Saya wahai Rasulullah, ketika saya masuk masjid ada seorang yang meminta sedekah. Nabi pun kemudian bersabda dalam keadaan wajahnya berseri-seri karena bahagia, “Wahai Abu Bakar bergembiralah dengan surga” (HR. Muslim, no. 1027)

Al-Imam asy-Sya‘bi berkata: Allah memberikan kekhususan kepada Abu Bakar dengan empat hal yang tidak dimiliki oleh seorang pun: (a) Dia ash-Shiddiq dan sebelumnya belum ada orang yang bernama demikian, (b) Dia adalah sahabat Rasulullah di dalam gua, (c) Dia adalah teman Rasulullah saat melakukan hijrah, (d) Rasulullah memerintahkannya untuk menjadi imam shalat saat Rasulullah masih hidup.

 

C.   Kisah Keteladan Umar bin Khottob

1.   Biografi Umar bin Khattab

Umar lahir pada tahun 581 M. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail dan ibunya bernama Khantamah binti Hasyim. Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Rabbah bin Abdullah bin Qurt bin Rizzah bin Adibin Ka‘ab. Umar bin Kattab masuk Islam pada tahun 608 M dalam usia 27 tahun. Masa pemerintahan Umar bin Khattab disebut Futuhul Islamiyah. Umar bin Khattab meninggal pada 1 Muharram 232 H karena dibunuh oleh Abu Lu‘luah (budak dari Persia).

Umar Menjadi khalifah pada tahun 13 H–23 H (634 M-644 M). Julukannya adalah: (a) Abu Faiz (orang yang memiliki kecerdasan), (b) Abu Hafaas (tegas dalam pendirian), (c) Singa gurun pasir (The Lion of The Dessert) / Asadullah, dan 10 (d) Al-Faruq (pembeda). Beliau digelari ―Al-Faruq, karena beliaulah yang berani menunjukkan keislamannya saat masih di Makkah, dan dengannya Allah menampakkan secara jelas antara kekufuran dan kebathilan.

Perjuangan Umar bin Khattab setelah masuk Islam :

a.    mengumumkan keislamannya di hadapan kaum Quraisy,

b.    mengajak Rasulullah Saw. untuk berdakwah secara terang-terangan,

c.    mendatangi tokoh-tokoh Quraisy untuk masuk Islam, dan

d.   mencurahkan seluruh hidupnya untuk membela Rasulullah Saw.

2.   Keteladanan dan Keutamaan Umar bin Khattab

a.    Hidup sederhana

Tatkala Umar bin al-Khaththab ra. diangkat menjadi Khalifah, ditetapkanlah baginya tunjangan sebagaimana yang pernah diberikan kepada Khalifah sebelumnya, yaitu Abu Bakar ra. Pada suatu saat, harga-harga barang di pasar mulai merangkak naik. Beliau tidak setuju dan tidak mau kalau tunjangan khalifah dinaikkan. Ia mengikuti jejak Nabi dan khalifah sebelunnya yang selalu hidup sederhana. Bahkan kelebihan hartanya selalu beliau bagikan kepada mereka yang berhak. (Sumber: Tarikh ath-Thabari, jilid I, hlm. 164)

b.    Dijamin masuk surga

Rasulullah bersabda: “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Ustman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Zubair di surga, Abdur Rahman bin Auf di surga, Said bin Waqqash di surga, Sa‘id bin Zaid di surga,12 Abu Ubaidah bin Jarrah di surga” (HR. Abu Dwaud: 4649, Tirmidzi 3748, Ibnu Majah 134, Disahihkan oleh Syaikh al- Albani di dalam Shahih al-Jami‘ ashShaghir: 4010)

c.    Sahabat yang paling dicintai oleh Nabi setelah Abu Bakar

Amr bin al-Ash bertutur: “Aku datang menemui beliau, lalu bertanya, Aku datang menemui beliau, lalu bertanya,‘Siapakah orang yang paling engkau cintai?‘ beliau menjawab Aisyah. Aku bertanya lagi yang dari kaum laki-laki?‘ Beliau menjawab: “Ayahnya. Aku bertanya lagi, Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab: “Umar bin al-Khaththab”. Setelah itu dia menyebut nama beberapa orang lagi. (HR. Bukhari, no. 3662 dan muslim, no. 2384).

d.   Kepemimpinannya dipuji dan diridhai oleh kaum muslimin

Abdullah bin Umar berkata: “Kami diperintahkan memilih orang-orang di zaman Rasulullah, lalu kami memilih Abu Bakar, lalu kami memilih Umar, kemudian Utsman. (HR. Bukhari no 3655)

e.    Sahabat yang pendapatnya sering disepakati dan disetejui oleh Allah.

Umar bin Khaththab menyarankan, Ada tiga sikapku yang bertepatan dengan ketetapan Rabbku :

(1)    Aku bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana jika kita menjadikan Maqam Ibrahim (tempat Nabi Ibrahim berdiri ketika membangun Ka‘bah) sebagai tempat shalat? Maka turunlah ayat yang artinya, “…Dan jadikanlah Maqam Ibrahim itu tempat shalat…” (QS. Al-Baqarah: 125).

(2)    Ayat hijab. Aku berkata: “Wahai Rasulullah bagaimana jika engkau memerintahkan istri- istri engkau untuk berhijab? Karena orang yang baik dan orang yang jahat berbicara dengan mereka. Maka turunlah ayat yang artinya “…Dan apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka…(QS. Al-Ahzab: 53).

(3)    Ketika istri-istri Nabi berkumpul karena cemburu terhadap beliau, aku berkata, Jika Nabi menceraikan kalian, boleh jadi Rabbnya akan memberikan ganti dengan istri- istri yang lebih baik dari kalian. Maka turunlah ayat yang artinya: ―Jika dia (Nabi) menceraikan kamu boleh jadi Rabb akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu…” (QS. At-Tahrim: 5). (HR. Bukhari no. 402 dan Muslim no. 2399).

Berikut ini keteladanan Umar bin Khattab, yaitu:

(1)    berani dan rela berkorban dalam membela kebenaran,

(2)    bersikap adil dalam memutuskan perkara hukum,

(3)    berjiwa besar dan dapat menghormati hak orang lain,

(4)    tegas dalam menentukan perkara yang hak dan batil,

(5)    sayang terhadap semua rakyatnya,

(6)    rendah hati dan mengutamakan aspek kesederhanaan

(7)    bersikap jujur dan amanah

 

D.   Kisah Keteladan Utsman bin Affan

1.   Biografi Utsman bin Affan

Beliau adalah Abu Abdillah Utsman bin Affan bin al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi pada kakek ke empat yaitu Abdu Manaf. Di masa jahiliyyah beliau dipanggil Abu Amr, namun tatkala dari istri beliau yaitu Ruqayyah binti Rasulullah terlahir seorang anak laki-laki yang diberi nama Abdullah beliau pun berganti menjadi Abu Abdillah. Beliau masyur dengan julukan dzun- nurain (pemilik dua cahaya).

Utsman lahir di kota Thaif lima tahun setelah Rasulullah lahir. Beliau tumbuh ditengah keluarga kaya raya. Ketika ayahnya meninggal, Utsman kemudian mengembangkan peninggalan perdagangan milik ayahnya yang banyak. Hingga harta itu semakin berkembang dan bertambah banyak, yang pada suatu saat akan menjadi bekalnya dalam berjihad dan amalan kebajikan.

2.   Keteladanan dan Keutamaan Utsman bin Affan

a.    Berakhlak mulia

Usman bin Affan adalah salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad saw. Beliau tumbuh menjadi pribadi yang lembut kepada sesama mukmin. Ia dikenal penyabar, ramah, dan murah hati, selalu memaafkan kesalahan orang lain. Teladan seluruh tingkah lakunya adalah Rasulullah saw. Ia mencontoh perkataan, perbuatan dan perilaku Nabi saw. Dalam setiap kesempatan, ia selalu mendahulukan sikap santun dan maaf, murah hati dan tidak bergantung pada dunia.

b.    Dermawan (suka memberi)

Materi dunia yang melimpah tak mampu mengikat atau membelenggu Utsman bin Affan untuk mencintai dunia. Ia selalu menempatkan Allah swt dan Rasul-Nya di urutan yang paling tinggi. Hatinya tak pernah terikat kepada dunia sehingga ia dapat setiap saat melepaskan semua miliknya demi kepentingan Allah swt dan Rasul-Nya.

c.    Dijamin masuk surga

Rasulullah Saw. bersabda (artinya), “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Ustman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Zubai di surga, Abdur Rahman bin Auf di surga, Said bin Waqqash di surga,Sa‟id bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin Jarrah di surga.” (HR. Abu Dwaud: 4649, Tirmidzi 3748, Ibnu Majah 134, Disahihkan oleh Syaikh al- Albani di dalam Shahih al-Jami’ ash- Shaghir: 4010)

d.   Meninggal dalam keadaan syahid

Anas bin Malik menuturkan bahwasanya Nabi, Abu Bakar, Umar, Utsman naik ke atas gunung Uhud. Tiba-tiba tanah di gunung Uhud itu bergetar. Kemudian Nabi Muhammad bersabda (artinya), ―Tenanglah wahai Uhud! Sesungguhnya, diastasmu ada seorang Nabi,16 seorang Shiddiq, dan dua orang syahid. ―(HR. Bukhari no. 3675 dan Muslim no. 2417).

e.    Menggunakan hartanya untuk kepentingan di jalan Allah

Imam Ahmad berkata, Rasul bersabda: “Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar, yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui tentang halal dan haram adalah Mu‘adz bin Jabal, yang paling hafal Al- Qur‘an adalah Ubai bin Ka‘ab, dan Zaid bin Tsabit adalah yang paling mengetahui ilmu waris. Setiap umat mempunyai seorang yang terpercaya, dan orang yang terpercaya di kalangan umatku adalah Abu Ubaidah al-Jarrah” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya, 3/184).

 

E.   Kisah Keteladan Ali bin Abi Tholib

1.   Biografi Ali bin Abi Thalib

Beliau dijuluki Abul Hasan al-Quraisy al-Hasyimi. Namanya adalah Ali. Anak dari Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf, Amirul Mukminin penutup khulafa‘ur-rasyidin. Ali adalah sepupu dan sekaligus menantu Nabi, menikahi putri beliau, Fathimah binti Rasulullah. Ibu beliau adalah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi manaf alHasyimiyyah.

Beliau lahir sepuluh tahun sebelum kenabian. Ayahnya adalah Abu Thalib, seorang yang sedikit hartanya sedangkan keluarga yang ditanggungnya berjumlah besar. Nabi Muhammad berkeinginan meringankan beban yang ditanggungnya.

Ali semenjak kecil tumbuh di bawah pengawasan dan perhatian Nabi. Ali senantiasa mengambil contoh, arahan, dan akhlak Nabi, serta beradab dengan adab-adabnya. Berkata Urwah: “Ali masuk Islam sedang ia baru berumur delapan tahun. (Lihat Siyaru A‘lam an-Nubala‘).

2.   Keteladanan dan Keutamaan Ali bin Abi Thalib

a.    Dijamin masuk surga

Rasulullah Saw. bersabda (artinya), “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Ustman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Zubair di surga, Abdur Rahman bin Auf di surga, Said bin Waqqash di surga, Sa‟id bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin Jarrah di surga.” (HR. Abu Dwaud: 4649, Tirmidzi 3748, Ibnu Majah 134, Disahihkan oleh Syaikh al-Albani di dalam Shahih alJami’ ash- Shaghir: 4010)

b.    Sahabat yang merupakan bagian dari Nabi Muhammad

Rasulullah Saw. bersabda (artinya): “Ali adalah bagian dariku dan aku bagian dari dirinya” (HR. Tirmidzi no. 3719)

c.     Berilmu luas

Beliau adalah lulusan terbaik dari madrasah nubuwwah, yang dididik semenjak kecil oleh Rasulullah saw. Di antara keistimewaan beliau adalah Allah swt menganugerahkan kecerdasan di atas rata-rata. Sampai-sampai Rasulullah bersabda: “Aku adalah kotanya ilmu, sedangkan Ali adalah pintunya”.

Di antara kisahnya adalah perselisihan beberapa sahabat tentang ilmu berhitung. Dua orang sehabat melakukan perjalanan bersama. Di suatu tempat, mereka berhenti untuk makan siang. Sambil duduk, mulailah masing-masing membuka bekalnya. Orang yang pertama membawa tiga potong roti, sedang orang yang kedua membawa lima potong roti. Ketika keduanya telah siap untuk makan, tibatiba datang seorang musafir yang baru datang dan duduk bersama mereka. Selesai makan, musafir tadi meletakkan uang delapan dirham di hadapan dua orang tersebut seraya berkata: ―Biarkan uang ini sebagai pengganti roti yang aku makan tadi. Belum lagi mendapat jawaban dari pemilik roti itu, si musafir telah minta diri untuk melanjutkan perjalanannya lebih dahulu. Sepeninggal si musafir, dua orang sahabat itu pun mulai akan membagi uang yang diberikan. Namun terjadi perdebatan karena mereka menganggap pembagiannya tidak adil.

Maka, mereka bermaksud menghadap sahabat Ali bin Abi Thalib ra. untuk meminta pendapat. Di hadapan Imam Ali, keduanya bercerita tentang masalah yang mereka hadapi. Imam Ali mendengarkannya dengan seksama. Setelah orang itu selesai berbicara, Imam Ali kemudian berkata dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan kepandaian dan keluasan ilmu yang dimilikinya. Mereka sangat mengagumi cara Imam Ali menyelesaikan masalah tersebut, sekaligus mengagumi dan mengakui keluasan ilmunya.

 

2

Daftar materi bidang studi yang sulit dipahami pada modul

1.     Perbedaan gaya kepemimpinan diantara masing – masing  khalifah

3

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran

1.     Khulafaur Rosyidin dijamin masuk surga, sudah pasti di dalam hati dan perilakunya terdapat tingkat keimanan dan keislaman yang tinggi. Tapi setelah masa tersebut, terjadi perbedaan pendapat dari kalangan umat Islam, bahkan Khalifah Usman dan Ali merupakan awal dari perpecahan dan perbedaan tersebut.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

  PENERAPAN STRATEGI QSH   SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MAPEL AKIDAH AKHLAK KELAS IV MI TARBIYATUL   ISLAMIYAH WINONG...