RESUME KISAH – KISAH TELADAN 2 (Ashabul Kahfi)

 

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

 

A.  Judul Modul                     : KISAH – KISAH TELADAN

B.  Kegiatan Belajar    : Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi (KB 2)

C.  Refleksi

NO

BUTIR REFLEKSI

RESPON/JAWABAN

1

Peta Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di modul bidang studi

1.    Kisah Ashabul Kahfi dalam Al-Qur‘an

Kisah Ashabul Kahfi ini diabadikan oleh Allah Swt dalam Q.S. Al-Kahfi, Menurut M. Quraish Shihab surah ini ― al-Kahf yang berarti ―Gua. Surah ini juga dinamakan dengan Ashhâbul Kahfi artinya ―Penghuni-penghuni Gua, diambil dari kisah surah ini pada ayat 9 sampai 26.

Kisah Ashabul Kahfi menjelaskan sekelompok pemuda menyingkir dari gangguan penguasa zamannya, lalu tertidur di dalam gua selama tiga ratus tahun lebih. Nama tersebut dikenal sejak masa Rasul saw, bahkan beliau sendiri menamai demikian. Beliau bersabda, ―Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surah al-Kahfi maka dia terpelihara dari fitnah ad-Dajjal” (HR Muslim dan Abu Daud melalui Abu ad-Darda‘)

2.    Biografi Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi adalah tujuh pemuda yang mendapat petunjuk dan beriman kepada Allah Swt, yang menyelamatkan iman dan tauhid mereka dengan cara melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus yang memaksa untuk menyembah berhala di lingkungan istananya. Lalu para pemuda tersebut tertidur lelap dalam gua selama 309 tahun.

Banyak yang berpendapat lokasi gua terdapat di Yordania perkampungan Al-Rajab atau dalam Al-Quran di sebut Al- Raqim, yang berjarak 1.5 km dari kota Abu A‘landa dekat kota Amman- Yordania. Raja Abdullah ke 2 (Raja Yordania) telah meresmikan untuk mendirikan di muka gua Ashabul Kahfi masjid dan ma‘had yang diberi nama ―Masjid Ashabul Kahfi. Nama nama pemuda Ashabul Kahfi adalah Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunu, Danimus, Yathbunus dan Thamlika adapun anjingnya bernama Qithmir. Allah berfirman dalam surah al-Kahfi [18]: 13- 14:

نَّحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَأَهُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّهُمۡ فِتۡيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنَٰهُمۡ هُدٗى  ١٣ وَرَبَطۡنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ إِذۡ قَامُواْ فَقَالُواْ رَبُّنَا رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ لَن نَّدۡعُوَاْ مِن دُونِهِۦٓ إِلَٰهٗاۖ لَّقَدۡ قُلۡنَآ إِذٗا شَطَطًا  ١٤

 

Artinya: “Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka (13) Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri  lalu mereka berkata, ―Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah me-ngucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran”

3.    Ashabul Kahfi dan Raja Dikyanus

Dikyanus adalah penyembah berhala yang sangat fanatik. Ia menyebar mata- mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak menyembah berhala. Jika mereka ditemukan maka akan diseret ke hadapan Dikyanus kemudian di seret ke alun-alun untuk dipenggal.

Ashabul Kahfi adalah tujuh pemuda yang melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus yang memaksa untuk menyembah berhala. Suatu ketika mereka terlibat dalam pembicaraan yang serius mengenai peristiwa yang menimpa negerinya, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk lari dari kota yang penuh dengan kenistaan dan jauh dari Tuhan.

Dalam pelarian mereka kemudian beristirahat dalam sebuah gua. Mereka tidak henti-hentinya meminta perlindungan kepada Allah SWT. Allah SWT menjadikan gua ini tampak menyeramkan sehingga siapa pun yang mendekati gua ini, akan terbesit ketakutan dan tak berani memasukinya. Ketujuh pemuda dan seeokor anjing ini akhirnya tertidur selama 309 tahun dengan izin Allah Swt. sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. al-Kahfi [18]: 25:

Artinya: “Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun”.

300 tahun berlalu dengan pemimpin yang silih berganti dan semuanya ialah orang yang amat kejam, hingga akhirnya Allah Swt menunjukkan jalan. Negeri Syam kini dipimpin oleh seorang pengikut Nabi Isa as yang memerintahkan rakyatnya agar menyembah Allah Swt. dan menghancurkan berhala. Dia juga berlaku adil dan sangat bijaksana. Negeri Syam kini menjadi negeri yang makmur dan rakyatnya terhindar dari kemiskinan

4.    Kisah Ashabul Kahfi dalam Tafsir Al-Misbah

Pengarang tafsir al-Muntakhab (sekelompok ulama dan pakar Mesir) berusaha mengungkap tempat dan waktunya melalui isyarat- isyarat al-Qur‘an. Mereka menyatakan bahwa Ashhâb al-Kahf adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah Swt. yang tengah mengalami penindasan agama sehingga mereka mengasingkan diri ke dalam gua yang tersembunyi.

Sementara itu, sejarah kuno mencatat adanya beberapa masa penindasan agama di kawasan Timur kuno yang terjadi dalam kurun waktu yang berbeda. Dari beberapa peristiwa penindasan agama itu hanya ada dua masa yang mereka anggap penting, yakni :

a.    Peristiwa pertama, terjadi pada masa kekuasaan raja-raja Saluqi saat kerajaan itu diperintah oleh Raja Antiogos IV yang bergelar Nabivanes (tahun 176-84 SM). Pada saat penaklukan singgasana Suriah, Antiogos yang juga dikenal sangat fanatik terhadap kebudayaan dan peradaban Yunani Kuno mewajibkan kepada seluruh penganut Yahudi di Palestina, yang telah masuk dalam wilayah kekuasaan Suriah sejak 198 SM, untuk meninggalkan agama Yahudi dan menganut agama Yunani Kuno. Antiogos membakar habis naskah Taurat tanpa ada yang tersisa.

Berdasarkan bukti historis ini, dapat disimpulkan bahwa pemuda-pemuda itu adalah penganut agama Yahudi yang bertempat tinggal di Palestina, atau tepatnya di kota Yerusalem. Dapat diperkirakan pula bahwa peristiwa bangunnya mereka dari tidur panjang itu terjadi pada 126 M. setelah Romawi menguasai wilayah Timur, atau 445 tahun sebelum masa kelahiran Rasulullah Saw. tahun 571 M

b.    Peristiwa kedua terjadi pada zaman imperium Romawi saat Kaisar Hadrianus berkuasa (tahun 117-138 M) Kaisar itu memperlakukan orang- orang Yahudi sama persis seperti apa yang pernah dilakukan oleh Antiogos. Pada 132 M., para pembesar Yahudi mengeluarkan ultimatum bahwa seluruh rakyat Yahudi akan berontak melawan kekaisaran Romawi. Mereka memukul mundur garnisun-garnisun Romawi di perbatasan dan berhasil merebut Yerusalem. Selama tiga tahun penuh mereka dapat bertahan.

Terakhir, Hadrianus bergerak bersama pasukannya menumpas pemberontakpemberontak Yahudi. Palestina jatuh dan Yerusalem dapat direbut kembali. Etnis Yahudi pun dibasmi dan para pemimpin mereka dibunuh, yang masih hidup dijual di pasar-pasar sebagai budak, simbol-simbol agama Yahudi dihancurkan, ajaran dan hukum Yahudi dihapus.

Kesimpulannya, bahwa para pemuda itu adalah penganut ajaran Yahudi. Tempat tinggal mereka bisa jadi berada di kawasan Timur Kuno atau di Yerusalem sendiri, mereka diperkirakan bangun dari tidur panjang itu kurang lebih pada 435 M. 30 tahun menjelang kelahiran Rasulullah saw. Tampaknya, peristiwa pertama lebih mempunyai kaitan dengan kisah Ashhâb al-Kahf karena penindasan mereka lebih sadis.

Thabathaba‘i menyebut lima tempat di mana terdapat gua yang diduga orang sebagai Gua Ashhâb al-Kahf, yakni : Pertama di Episus atau Epsus, satu kota tua di Turki sekitar 73 km dari kota Izmir dan berapa di suatu gunung di desa Ayasuluk. Gua ini berukuran sekitar satu kilometre. Kedua, gua di Qasium dekat kota ash- Shalihiyyah di Damaskus. Ketiga, Gua al-Batra‘ di Palestina. Keempat, gua yang katanya ditemukan di salah satu wilayah di Skandinavia. Konon, disana ditemukantujuh mayat manusia yang tidak rusak bercirikan orang- orang Romawi dan diduga merekalah Ashhâb al-Kahf. Kelima, Gua Rajib, yang berlokasi sekitar delapan kilometer dari kota Amman ibu kota dari kerjaan Jordania, di satu desa bernama Rajib.

Gua ini ditemukan pada 1963. Peneliti dan pakar purbakala, Rafîq Wafa adDâjâni, menulis hasil penelitiannya dalam sebuah buku yang ia namai “Iktisya fi Kahf Ashhâb al-Kahf /Penemuan Gua Ashhâb al-Kahf”  yang terbit pada 1964, di mana ia menguraikan jerih payah yang dideritanya dalam rangka penelitian itu serta ciri-ciri gua tersebut dan peninggalan- peninggalan yang ditemukan di sana. Semua itu mengantar kepada keyakinan bahwa gua itulah Gua Ashhâb al-Kahf yang disebut dalam al-Qur‘an. Gua itulah yang sesuai dengan ciri-ciri yang disebut dalam al-Qur‘an, bukan yang terdapat di Epsus, atau Skandinavia, atau tempat-tempat lain.

Penindasan yang dilakukan oleh penguasa zaman pemuda-pemuda itu diperkirakan terjadi pada masa Tarajan (98-117 M), dan penguasa yang memerintah pada saat pemuda-pemuda itu bangun dari tidurnya adalah Theodosius (408-450 M) yang disepakati oleh pakar-pakar sejarah, baik muslim maupun Kristen, sebagai raja yang bijaksana.

Penulis menggarisbawahi tahun dan tempat serta nama-nama penghuni gua tidak sepenting mengetahui serta menarik pelajaran dari peristiwa ini. Yang pasti, peristiwa tersebut pernah terjadi, dan dari peristiwa itu kita harus mengambil pelajaran berharga, antara lain tentang betapa kuasa Allah menghidupkan yang telah mati. Kita hendaknya berhenti pada uraian al-Qur‘an karena kitab suci ini yang merupakan sumber keyakinan.

5.    Hikmah dan Keteladanan kisah Ashabul Kahfi

Dari kisah ini dapat diambil hikmah dan keteladanan sebagai berikut:

a.    Menyakini bahwa Allah Swt Maha Kuasa atas segala-galanya,

b.    Beriman kepada Allah Swt dan mempertahankan keimanannya walaupun dalam ancaman penguasa yang zalim

c.    Bertawakal dan berdoa kepada Allah Swt untuk minta perlindungan dari ancaman orang-orang yang berbuat zalim

d.   Allah Swt akan memberikan perlindungan bagi orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada-Nya.

2

Daftar materi bidang studi yang sulit dipahami pada modul

1.     Masih terdapat perbedaan pendapat antara Pakar dan sejarahwan mengenai tempat di mana terdapat gua yang diduga sebagai Gua Ashhâb al-Kahf dan peristiwa penindasan yang dialaminya.

3

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran

1.     Era terjadinya kisah Ashabul Kahfi

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

  PENERAPAN STRATEGI QSH   SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MAPEL AKIDAH AKHLAK KELAS IV MI TARBIYATUL   ISLAMIYAH WINONG...