1. Iman Kepada Malaikat
a. Pengertian malaikat Allah
Kata ‘malaikat’
berasal dari kata malak, bentuk jamaknya adalah malaikah. Kata malak memiliki
arti ‘risalah’ atau ‘mengemban amanat’. Dari makna tersebut malaikat berarti
utusan Allah yang dengan patuh dan tunduk mengemban semua amanat Allah yang
diberikan kepadanya.
Allah menganugerahkan
kepada malaikat akal dan pemahaman serta menciptakan bagi mereka naluri untuk
taat. Allah juga memberi mereka kemampuan untuk berbentuk dengan berbagai
bentuk serta kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berat.
Fungsi malaikat
hanyalah tunduk dan patuh kepada ketentuan Allah. Malaikat tidak memiliki
kekuatan untuk menyangkal atau durhaka. Dalam hal ini al-Qur’an surat
at-Tahrim (66): 6). menyatakan:
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS. at-Tahrim (66): 6)
Dalam Al Quran
menggambarkan sifat dan tugas malaikat antara lain:
1) malaikat senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah,
2) diantara Malaikat ada yang bertugas menyampaikan
wahyu,
3) disebutkan juga bahwasanya malaikat membantu dalam
pertempuran,
4) ada di antara malaikat yang menyampaikan berita
gembira terhadap orang beriman bahwasannya dia akan masuk surga,
5) Malaikat akan datang membantu orang yang sabar dan
bertakwa,
6) Malaikat Juga digambarkan sebagai tantara yang
tidak terlihat,
7) Malaikat Juga disebutkan sebagai pengiring
manusia, dan lain sebagainya (Sirait, 2013:70-71)
b. Pengertian iman kepada malaikat Allah
Mengimani malaikat
Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan
salah satu makhluk-Nya yang bernama malaikat yang memiliki sifat-sifat
tertentu dan tugas-tugas tertentu. Di antara sifat sifat malaikat adalah
selalu patuh kepada Allah dan tidak pernah durhaka kepada-Nya.
Dari jumlah malaikat
yang banyak tersebut ada sepuluh yang hendaknya diketahui oleh seorang muslim
beserta dengan tugas tugasnya :
1)
Malaikat
Jibril, tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada para Nabi.
2)
Malaikat
Mikail, tugasnya membagikan rezki.
3)
Malaikat
Israfil, tugasnya meniup terompet pada hari akhir sebagai tanda datangnya
qiamat.
4)
Malaikat Izrail,
tugasnya mencabut nyawa.
5)
Malaikat
Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia.
6)
Malaikat Atid,
tugasnya mencatat amal buruk manusia.
7)
Malaikat
Munkar, tugasnya menanyai manusia di alam kubur.
8)
Malaikat
Nakir, tugasnya menanyai manusia di alam kubur.
9)
Malaikat Malik
atau Zabaniyah, tugasnya menjaga neraka.
10) Malaikat Ridwan, tugasnya menjaga surga.
c. Hukum dan Dalil Beriman kepada
Malaikat
Iman kepada malaikat
hukumnya adalah wajib, dan merupakan rukun kedua dari rukun iman yang enam.
Tidak sah dan tidak sempurna iman seseorang tanpa mengimani malaikat. Allah
berfirman di dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah (2): 177:5
Artinya:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi”
d. Bagaimana Cara Beriman Kepada
Malaikat?
Ada dua bentuk iman
kita kepada malaikat, yaitu iman kepada malaikat secara global dan iman
kepada malaikat secara terperinci.
1) Iman kepada Malaikat secara global meliputi dua
hal:
a) Mengakui wujud (adanya) malaikat,
b) Posisi yang ditempati malaikat adalah semata-mata
karena (kehendak) Allah.
2) Iman kepada malaikat secara rinci, meliputi:
a) Iman kepada malaikat terkait dengan materi
penciptaanya, bahwa malaikat diciptakan dari cahaya.
b) Mengenai jumlahnya, kita percaya bahwa malaikat
banyak jumlahnya dan tidak ada yang mengetahui jumlah pastinya kecuali Allah.
c) Nama-namanya, kita wajib percaya dengan nama nama
malaikat yang disebutkan oleh allah dalam al-Qur’an atau yang dikhabarkan
oleh Rasulullah saw.
d) Sifat sifat malaikat, bahwa malaikat diciptakan
nyata memiliki jisim, bahwa malaikat memiliki sayap, bahwa malaikat dapat
menyerupai makhluk lain, bahwa malaikat tidak butuh makan dan minum, malaikat
bias meninggal, malaikat beribadah kepada Allah. Dan diantara sifat ibadahnya
adalah: terus menerus tanpa putus, ikhlas, selalu taat dan tidak pernah
maksiat, tawadhu’.
e) Kewajiban manusia kepada malaikat, meliputi, yakin
dan percaya kepada malaikat, mencintai dan memuliakan malaikat, tidak mencaci
malaikat, menyukai apa yang disukai malaikat.
e. Hikmah Beriman kepada Malaikat Allah
Beberapa hikmah beriman kepada
malaikat Allah, yaitu:
a) Seseorang akan terhindar dari keragu-raguan
tentang kitab suci yang diberikan Allah Swt. kepada para nabi, karena
diyakini bahwa semua itu berasal dari Allah Swt.
b) Seseorang akan terhindar dari keputus asaan,
karena para malaikat senantiasa memberikan semangat dan dorongan kepadanya,
c) Seseorang akan menjadi lebih berhati-hati dalam
berbuat, karena ada malaikat yang mencatat semua perbuatan yang dikerjakan.
2. Iman kepada Hari Akhir
a. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir merupakan
aspek akidah dan terkait dengan iman kepada yang ghaib. Yang dimaksud dengan
hari akhir adalah hari kiamat, hari dimana manusia dibangkitkan dari kuburnya
untuk dilakukan perhitungan amalnya dan diberikan balasan perbuatannya, jika
perbuatannya baik dibalas baik (pahala) jika perbuatannya jelek dibalas jelek
(dosa dan siksa) yang selanjutnya dari perhitungan amal tadi ditentukan
balasannya apakah surga atau neraka.
Iman kepada hari akhir ini
setidaknya meliputi tiga aspek penting yaitu: Al-Ba’tsu (dibangkitkan
dari kubur), Al-Hisab wal Jaza’ (perhitungan amal dan balasannya),
serta Al-Jannah wa an-Nar (surga dan neraka). Hari akhir disebut juga
dengan hari kiamat atau Yaumul Ba’ats (hari kebangkitan). Yaumul
Mahsyar yaitu (hari dikumpulkannya manusia dipadang mahsyar) disebut juga
Yaumul Mizan (hari pertimbangan amal) atau disebut juga Yaumul
Hisab (hari perhitungan amal hari akhir) disebut juga dengan Yaumul
jaza (hari pembalasan). (Sirait: 2013)
b. Posisi iman kepada hari akhir
Di dalam al-Qur’an ada 2 hal
terkait dengan keimanan yang banyak dibahas yang pertama adalah uraian
tentang keesaan Allah serta pembuktian tentang keesaan Allah.
c. Percaya kepada hari akhir merupakan
prinsip agama
Hari kiamat adalah hari
dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk mempertanggung jawabkan seluruh
amal perbuatannya di hadapan Allah. Dengan meyakini hari kiamat maka hal ini
bisa mencegah kita untuk selalu menghindarkan diri dari perbuatan buruk
karena kita sadar bahwa nanti kita akan dituntut di hadapan Allah untuk
mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita.
Aspek keimanan yang masuk dalam
lingkup iman kepada Hari akhir yang pertama adalah Al-Ba’tsu.
Al-Ba’tsu adalah dibangkitkannya manausia dari kematian di hari kiamat kelak.
Kebangkitan dari kematian pada hari kiamat kelak atau yang disebut dengan
alba’tsu, adalah benar adanya yang didasarkan dari dalil-dalil Al-Qur’an
as-sunnah serta ijma’ para ulama.
Para ulama bersepakat tentang
kebenaran hari akhir juga kebangkitan manusia dari kuburnya di hari akhir
kelak. Hal kedua yang terkait dengan iman kepada hari akhir adalah iman
dengan hisab dan jaza’, yaitu perhitungan amal perbuatan
manusia dan pembalasan atas perbuatan-13 perbuatan manusia. Hal ini juga
benar adanya didasarkan pada dalil-dalil dari Al-Qur’an sunnah serta ijma’
para ulama.
Hal ketika yang juga berkaitan
dengan iman kepada hari akhir adalah percaya tentang adanya surga dan neraka
sebagai tempat kembali yang abadi bagi makhluk.
Surga adalah tempat dari segala
kenikmatan yang dijanjikan oleh Allah bagi hamba-hambanya yang Mukmin yang
bertaqwa yang beriman dengan segala sesuatu yang wajib diimani serta
senantiasa taat kepada Allah dan rasulnya ikhlas karena Allah mengikuti
Rasulullah di dalamnya ada bermacam-macam kenikmatan kenikmatan yang belum
pernah dilihat oleh mata belum pernah didengar oleh telinga bahkan belum
pernah terbersit dalam hati manusia.
Sedangkan Neraka adalah tempat
yang berisi dengan siksa yang dijanjikan dan disediakan Allah bagi
orang-orang kafir orang-orang obrolin orang-orang yang mengingkari Allah dan
dan menentang Rasul Nya di dalamnya bermacam-macam siksa siksa yang belum
pernah terbesit dalam hati manusia.
Disamping tiga hal yang
disebutkan di atas ada beberapa hal yang terkait dengan iman dengan hari
akhir yaitu iman dengan segala sesuatu yang terjadi setelah mati diantaranya
adalah:
1) Fitnatul Qobri atau fitnah
kubur yaitu pertanyaan kepada mayit setelah dikuburkan tentang siapa Tuhannya
Apa agamanya dan siapa nabinya, maka bagi orang-orang yang beriman dapat
menjawab pertanyaan tersebut
2) Siksa dan nikmat kubur.
Adapun siksa kubur diberikan atau untuk orang-orang yang zalim orang-orang
munafik dan orang-orang kafir. Sedangkan nikmat kubur diberikan kepada
orang-orang Mukmin.
Iman kepada hari akhir ini
meliputi iman kepada segala hal yang akan terjadi kelak setelah manusia
meninggal, dan ada urut-urutan kejadian di dalamnya, yakni :
1) Mati, mati adalah berpisahnya Ruh dari raga,
berpisahnya anak dari orang tua dan dunia yang fana ini.
2) Kubur Setelah manusia meninggal maka dikuburkan,
dimpat yang sempit dan gelap gulita. Di dalam kubur orang yang meninggal akan
ditanya sebagaimana telah diterangkan pada pembahasan sebelumnya, juga di
dalam kubur ada nikmat kubur bagi orang mukmin yang beramal sholeh,
sebaliknya orang yang kafir akan mendapatkan siksa kubur.
3) Al-Ba’tsu wal Hasyru (Dibangkitkan dan
dikumpulkan)
Setelah kiamat terjadi maka manusia akan
dibangkitkan (dihidupkan) kembali inilah yang disebut al-Ba’tsu. Kemudian
dikumpulkan di padang mahsyar dalam keadaan seperti ketika dilahirkan, tanpa
pakaian tanpa alas kaki. Inilah al-Hasyru.
4) Al Hisab (Perhitungan Amal)
Setelah dikumpulkan maka dilakukan perhitungan
amal dan pembalasan semua perbuatan manusia selama di dunia, serta diserahkan
buku catatan amalnya.
5) Shirath, yaitu Jembatan/jalan yang membentang di
atas neraka menuju surga. Namun demikian tidak semua manusia dapat
melewatinya, hanya orang orang yang ahli surga yang dapat melewatinya.
6) Surga dan Neraka
Bagi orang muslim, mukmin dan sholeh yang pahala
amal sholehnya lebih banyak dari dosanya akan menjadi ahli surga. Sebaliknya
orang yang kafir dan banyak dosanya akan masuk neraka
d. Hikmah iman kepada hari akhir
Hikmah yang besar beriman kepada hari akhir
diantaranya adalah:
1) cinta di dalam melakukan ketaatan serta senantiasa
menjaga perilaku taat dengan mengharap pahala untuk bekal di hari akhir
2) takut untuk melakukan perbuatan maksiat serta
Ridho meninggalkan perbuatan tersebut karena takut akan siksa Allah di hari
kiamat kelak.
3) sebagai hiburan bagi orang mukmin atas apa yang
telah dilewatkan nya di dunia bahwasanya kelak di akhirat dia akan
mendapatkan nikmat dan pahala.
4) Bantahan Bagi Orang Yang Meragukan Kebangkitan di
Hari Akhir
Sebagaimana
diungkapkan di atas bahwa ada di antara manusia yang mengingkari kebenaran
hari akhir bukan hanya manusia manusia zaman sekarang tetapi umat-umat
terdahulu bahkan pada masa nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad ada di antara
manusia yang mengingkari tentang kebenaran hari akhir.
Adapun dalil
Al-Qur’an yang menyebutkan bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari kebangkitan
kelak di hari akhir adalah Firman Allah dalam Quran surat alIsra’ ayat 49-52;
Artinya: Dan
mereka berkata: “Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan
benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali
sebagai makhluk yang baru?” Katakanlah: “Jadilah kamu sekalian batu atau
besi, atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut
pikiranmu”. Maka mereka akan bertanya: “Siapa yang akan menghidupkan kami
kembali?” Katakanlah: “Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama”.
Lalu mereka akan menggelenggelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata:
“Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah: “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu
dekat”,yaitu pada hari Dia18 memanggil kamu, lalu kamu mematuhiNya sambil memujiNya
dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar
saja.[al Isra`/17:49-52].
Dan masih banyak lagi
ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kebenaran hari akhir bahwasanya
Allah kuasa untuk menghidupkan yang telah mati seperti kisah orang yang
terbunuh yang menjadi sebab perselisihan Bani Israil yang kemudian Allah
memerintahkan untuk menyembelih seekor sapi, kemudian mereka memukulkan
dengan sebagian daging dari sapi itu agar orang yang meninggal itu hidup
kembali dan mengabarkan siapa yang membunuhnya hal ini termuat di dalam
al-Qur’an surat AlBaqarah ayat 72
Artinya: “Dan
(ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh
menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu
sembunyikan.”
Sedangkan dalil
rasional bisa kita lihat dari 2 hal:
1) Sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi dan
segala sesuatu yang ada di dalamnya diciptakan tanpa permulaan maka yang maha
kuasa untuk menciptakan sesuatu tanpa permulaan maka akan sangat mampu untuk
mengulanginya atau mengembalikannya.
2) Bahwasanya bumi itu bisa menjadi mati (kering
kerontang) tidak ada tumbuhan hijau di atasnya, maka kemudian Allah
menurunkan hujan maka kemudian tumbuhlah tumbuhan-tumbuhan hijau. Maka Allah
Yang Maha kuasa untuk menghidupkan bumi mampu pula untuk menghidupkan yang
mati
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar