1.
Definisi Tauhid
Tauhid artinya mengesakan Tuhan. Tauhid
adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Artinya, menghambakan diri hanya
kepada Allah secara murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap
dan takut kepada-Nya. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan
sesungguhnya misi para Rasul pertama sampai terakhir adalah untuk menegakkan
tauhid.
Tauhid
merupakan perintah Allah yang paling utama dan pertama. Allah berfirman :
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orangorang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa:
[4]: 36).
Berdasarkan
pada pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi
setiap muslim mempelajarinya. Karena tauhid bukan sekedar mengenal dan
mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah; bukan sekedar
mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan)-Nya, dan
wahdaniyah (keesaan)-Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan Sifat-Nya.
Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah; bahkan mengakui keesaan dan
kemahakuasaan Allah. Juga kaum jahiliyah kuno juga meyakini bahwa Tuhan
Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah.
Namun, kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka
sebagai makhluk yang berpredikat muslim, yang beriman kepada Allah.
2.
Kedudukan Tauhid
a.
Tauhid adalah Tujuan Penciptaan
Manusia
Allah
berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat [51]: 56
Artinya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku.”
Ayat
ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia
ini hanya untuk beribadah kepada Allah saja, bukan untuk bermain-main dan
bersenang-senang belaka, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya:
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu
permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki
berbuat demikian.” (QS. al-Anbiya’ [21]: 16-17)
b.
Tauhid Adalah Tujuan Diutusnya
Para Rosul
Allah
berfirman dalam QS. an-Nahl [16]: 36
Artinya:
“Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): ‘Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut itu’… (QS. an-Nahl
[16]: 36)
Makna
dari ayat ini adalah bahwa para Rasul diutus oleh Allah untuk mengajak
kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan tidak
memepersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
c.
Perilaku Bertauhid
Mengenai
perilaku orang bertauhid (mengesakan Tuhan) diterangkan dalam firman Allah
SWT dalam QS. Al- Ikhlash [112]: 1-4 :
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa (1), Allah tempat
meminta segala sesuatu (2), (Allah) tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan, (3) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Keesaan
Tuhan adalah konsep sentral dalam akidah Islam. Manusia yang meyakini
keesaanTuhan tidak akan merasa takut atau bergantung pada apa pun selain
Allah; dia adalah manusia yang percaya diri, sekaligus rendah hati.
Manusia
yang bertauhid tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan-perubahan duniawi
yang sifatnya fana, relatif, dan sementara ini. Sebab, dia bergantung
sepenuhnya pada Yang Mahamutlak. Dia yakin bahwa semua berasal dari Yang Maha
Esa dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya. Jika terkena musibah, dia
menerimanya dengan sabar tanpa larut dalam kesedihan. Jika mendapat anugerah,
dia menikmatinya dengan penuh syukur tanpa terjebak dalam kesombongan.
Manusia
yang bertauhid juga dengan sendirinya akan berakhlak baik dan menebar manfaat
pada sesama. Sebab, akhlak menjadi ukuran baik-buruknya keimanan seseorang
kepada Allah Yang Maha Esa itu.
3.
Syirik; Perusak Tauhid
a.
Makna Syirik
Syirik
yaitu sikap menyekutukan Allah secara zat, sifat, perbuatan, dan ibadah.
Adapun syirik secara dzat adalah dengan meyakini bahwa zat Allah seperti zat
makhluk-Nya. Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah
adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang
yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik. Firman Allah SWT dalam QS.
an-Nisa [4]: 48
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa
yang besar.” (QS. an-Nisa [4]: 48)
Diriwayatkan
oleh shohabat Jabir r.a. bahwa : “Barangsiapa menemui Allah dalam keadaan
tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikitpun, pasti masuk surga. Sedangkan
barangsiapa menemui-Nya dalam keadaan berbuat sesuatu kesyirikan kepada-Nya,
pasti masuk neraka.” (HR. Muslim)
Kandungan
pada ayat-ayat dan hadis-hadis di atas:
1)
Syirik adalah perbuatan dosa yang harus ditakuti
dan dijauhi.
2)
Riya termasuk perbuatan syirik.
3)
Riya termasuk syirik ashghor (kecil).
Jadi
syirik terbagi menjadi 2 macam; yaitu syirik akbar (besar) dan Syirik
asghor (kecil). Perbedaan di antara keduanya yaitu:
1)
Syirik akbar (besar) menghapus semua/seluruh amal
kebajikan, sedangkan syirik ashghar (kecil) hanya menghapuskan amalan yang
disertainya saja.
2)
Syirik akbar mengakibatkan pelakunya kekal di
dalam Neraka, sedangkan syirik ashghor tidak sampai demikian.
3)
Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari
Islam, sedangkan syirik ashghor tidak menyebabkan pelakunya keluar dari
Islam.
4)
Syirik ashghor ini adalah perbuatan dosa yang
paling dikhawatirkan oleh Rosululloh SAW terhadap para shahabatnya, padahal
mereka itu adalah orang-orang sholih.
b.
Bahaya Syirik
Di
antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah :
1)
Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan
Allah
menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Tetapi kemudian ia tidak
mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk
Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya.
Allah Swt berfirman:
Artinya: “Beribadahlah
dengan ikhlas kepada Allah, tanpa mempersekutukanNya. Barangsiapa
mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar
oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj
[22]: 31)
2)
Syirik adalah sarang khurafat dan kebathilan
Ahli
sihir dan semacamnya menjadi laku keras, karena mendakwahkan (mengklaim)
bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun
mengetahuinya kecuali Allah.
3)
Syirik adalah kedhaliman yang paling besar
Yakni
dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah).
4)
Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan
Orang
yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai kebatilan,
kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya pada
banyak obyek yang anggap tuhan. Allah berfirman :
Artinya:
“Akan Kami masukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, karena
mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan
keterangan tentang itu. Dan tempat kembali mereka ialah neraka. Dan (itulah)seburukburuk
tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim”. (QS. Ali-Imran [3]: 151)
5)
Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan
yang bermanfaat
Para pengikut
syirik mengandalkan para perantara, sehingga meremehkan amal shalih.
Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para
perantara akan memberinya syafa’at di sisi Allah.
6)
Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka
Sebagaimana
Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah [5]: 72
Artinya:
“Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu
dialah Al-Masih putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Wahai
Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barang-siapa
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan
surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun
bagi orangorang zalim itu.” (QS. Al-Maidah [5]:72)
7)
Syirik memecah belah umat
Sebagaimana
firman Allah Swt dalam (QS. Ar Ruum [30]: 31-32)
Artinya:
“dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta
laksanakanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah (31) yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka
dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan
apa yang ada pada golongan mereka (32).” (QS. Ar Ruum [30]: 31-32)
c.
Sebab-sebab Syirik
Ada
tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu:
1)
Kebodohan
Masyarakat
sebelum datangnya Islam (jahiliyah) tidak tahu mana yang benar dan mana yang
salah sehingga cendrung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu
kaum, bisa dipastikan kecendrungan berbuat syirik semakin kuat.
2)
Lemahnya iman
Seorang
yang imannya lemah cendrung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah yang
tidak kuat, dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang.
3)
Taklid (ikut-ikutan secara membabi-buta)
Al-Qur’an
selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah selalu memberi
alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka.
Artinya:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan
Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada
nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal, nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk” [QS. Al-Baqarah (2):
170]
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar