1. Iman Kepada Kitab Allah
a. Pengertian Iman Kepada Kitab Allah
Kitab dalam Bahasa
Arab dengan bentuk Pluralnya Kutub, merupakan bentuk musytaq dari kata
kerja “kataba” yang memiliki arti “ dhomma syaiu ba’duhu ila
ba’din. (mengumpulkan sesuatu sebagian dengan bagian yang lain).
Gaya bahasa Al-Qur’an
dalam menerangkan Tentang Kitab-Kitab Allah:
1) Allah menyebut dengan Al-Kutub, seperti di
dalam QS. Al-Baqarah [2]:285 :
“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa
yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami
dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat
(kami) kembali." Al-Baqarah[2]:285
2) Allah Menyebutnya juga dengan Al-Kitab,
yang memiliki arti sama dengan kutub, Al-Baqarah [2]:189 :
“…tetapi kebajikan adalah (kebajikan)
orang yang bertakwa. Masukilah rumahrumah dari pintu-pintunya, dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”.
AlBaqarah [2]:189
3) Disebut juga “Az-Zubur” dan zabur.
Az-Zubur merupakan bentuk plural dari kata zabur, seperti dalam al-Anbiyā
105:
“ dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah
(kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu
yang saleh”.
4) Disebut dengan “Suhuf” seperti dalam QS.
Thāhā ayat 133
dan mereka berkata: "Mengapa ia
tidak membawa bukti kepada Kami dari Tuhannya?" dan Apakah belum datang
kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam Kitab-Kitab
yang dahulu?
Iman kepada
kitab-kitab Allah maksudnya kita harus yakin dan percaya
sepenuh hati tentang adanya kitab Allah yang diturunkan kepada umat manusia
lewat para Rasul. Adapun 4 kitab yang wajib kita percayai, yakni: Kitab Taurat
(melalui Nabi Musa a.s); Zabur (melalui Nabi Daud a.s); Injil (melalui
Nabi Musa a.s); Qur’an (melalui
Nabi Muhammad saw).
Dalam al-Qur’an urat Ali-Imran
ayat 2 – 3 disebutkan:
“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia;
Yang Maha hidup Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan kitab
al-Qur’an kepadamu Muhammad, yang mengandung kebenaran, membenarkan
kitab-kitab sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil”.
(QS Ali Imran: 2-3)
Al-Qur’an adalah
kitab Allah yang terakhir diturunkan. Tidak ada lagi wahyu yang datang
kemudian. Al-Qur’an menurut bahasa berarti bacaan. Menurut
istilah, al-Qur’an berarti firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw, dengan perantaran Malaikat Jibril sebagai pedoman hidup
manusia.
Peristiwa turunnya
al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an yang terjadi pada malam 17 ramadhan
tahun ke-40 dari kelahiran Nabi Muhammad, bertepatan dengan 6 Agustus 610 M di
Gua Hira yakni surat al-‘Alaq ayat 1-5;
“Bacalah dengan
menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar
manusia dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya”.
Al-Qur’an diturunkan
secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Dalam kitab
al-Qur’an terdapat 6236 ayat yang terhimpun dalam 114 surat dan 30 juz yang
biasanya dibagi ke dalam surat makiyah dan madaniyah.
Wahyu yang terakhir
diturunkan adalah ketika nabi Muhammad saw sedang melaksanakan haji wada’,
yakni ayat ke 3 surat al-Maidah
Artinya: …pada
hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama kamu dan telah Ku-cukupkan
kepada mu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridoi Islam itu menjadi agama bagimu.
b. Hukum Iman Kepada Kitab Allah
Hukum beriman kepada Kitab Allah
adalah Wajib, bahkan sangat diwajibkan karena mengingkarinya bisa
merusak keimanan
Dasar dasar iman kepada kitab
Allah dengan beberapa bentuknya, antara lain:
1) Allah mengabarkan Bahwa Allah telah menurunkan
Kitab kepada Utusan-Nya (QS. Al-Baqarah (2): 213).
Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan.
2) Perintah langsung agar beriman kepada Kitab Allah
(QS. An-Nisa (4): 136)
3) Allah memberitahukan bahwa iman kepada Kitab Allah
adalah kebaikan (QS. AlBaqarah (2): 177)
4) Allah memberitahukan bahwa Nabi dan Orang mukmin
beriman kepada Kitab Allah. QS. Al-Baqarah (2): 285
5) Allah menegaskan bahwa inkar kepada Kitab adalah
kesesatan yang nyata (QS. AnNisa (4): 13)
6) Allah mengabarkan balasan bagi orang yang
mendustakan kitab-kitabNya (QS. Al-Baqarah: 39;8)
c. Hikmah Diturunkanya Al-Kitab
1) Menjadi Hujjah bagi Makhluk
2) Menunjukkan kembali kepada Tauhid bila menyimpang
darinya
3) Menghukumi dengan adil berdasar apa yang ada dalam
Al-Kitab
4) Meneguhkan dan bukti kebenaran Risalah.
d. Implikasi Iman kepada Kitab Allah
dalam kehidupan manusia
Seorang mukmin yang
beriman dan meyakini kebenaran kitab Allah hendaknya pada diri mereka ada dua
hal :
1) Mengamalkan apa yang ada dalam Kitab Allah.
Pengamalan ini meliputi 4 hal:
a) Menjalankan perintah yang ada di dalamnya,
b) Menjauhi larangan,
c) Berakhlak dengan akhlak nyang ada didalamnya,
d) Menyeru untuk mengajak untuk mempelajarinya.
2) Mengagungkanya. Dalam hal ini meliputi; “khusyu”,
“khudu’” dan “Buka’” (menangis) ketika membaca dan mendengarkannya
e. Keyakinan seorang muslim terhadap
kitab Taurat dan Injil yang ada sekarang
Sebagaimana menjadi
keyakinan umat Islam dan dijelaskan pula dalam al-Qur’an bahwa orang Yahudi
dan Nashrani telah merubah sebagian dari isi Taurat dan Injil. Maka sikap
kita dalam menanggapi perkataan orang Yahudi dan Nasrani, yaitu tidak
membenarkan dan tidak mendustakan tetapi mengatakan “Aku beriman kepada
Allah dan Apa (Kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada
kalian”
2. Iman Kepada Rasul Allah
a. Pengertian Rasul
Ada 2 hal yang saling
terkait dan perlu kita ketahui, yaitu pengertian Nabi dan Rasul. Nabi
adalah manusia biasa yang memperoleh wahyu dari Allah, tetapi tidak wajib
menyampaikan kepada ummatnya. Rasul adalah manusia biasa yang
memperoleh wahyu dari Allah Swt dan wajib menyampaikan kepada umatnya. Jadi
perbedaannya terletak pada wajib/tidaknya menyampaikan wahyu yang diterima
kepada ummatnya.
b. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
Iman kepada Rasul
artinya kita wajib percaya bahwa utusan Allah itu ada dan mereka semua adalah
manusia pilihan Allah. Nabi dan Rasul Allah yang wajib kita ketahui dan juga
waib diimani ada 25 orang, yaitu: Adam a.s, Idris a.s , Nuh a.s, Hud a.s,
Shaleh a.s, Ibrahim a.s, Luth a.s, Isma’il a.s, Ishaq a.s, Ya’kub a.s, Yusuf
a.s, Ayyub a.s, Zulkifli a.s, Syu’aib a.s, Musa a.s, Harun a.s, Daud a.s,
Sulaiman a.s, Ilyas a.s, Ilyasa’ a.s, Yunus a.s, Zakaria a.s, Yahya a.s, ‘Isa
a.s dan Muhammad saw.
Dari 25 rasul
tersebut, di atara mereka ada yang disebut dengan Ulul Azmi, yakni: Nabi
Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, nabi ‘Isa a.s, dan nabi
Muhammad saw. Ulul Azmi adalah suatu gelar yang diberikan kepada
para Rasul Allah yang memiliki ketabahan dan keuletan luar biasa dalam
menyampaikan risalah yang diembannya.
Iman Kepada Rasul
meliputi beberapa hal di dalamnya antara lain:
1) Percaya dan membenarkan kenabian mereka, serta
percaya dan membenarkan risalah yang mereka bawa. Dan bahwa itu adalah benar
benar dari Allah
2) Menghormati dan memuliakannya.
3) Mengamalkan syariat rasul yang diutus kepada
(masa) kita.
4) Meyakini sepenuhnya keterjagaan mereka (dari
kesalahan) dalam menyampaikan wahyu.
5) Mengimani nama nama mereka sebagaimana yang
disebutkan allah dalam al-Qur’an atau disampaikan oleh Rasulullah SAW
c. Mu’jizat Rasul
Mu’jizat
didefinisikan sebagai perkara yang diluar kebiasaan akal sehat manusia yang
khusus diberikan kepada seorang Rasul sebagai bukti risalahnya. Maka percaya
kepada rasul juga berarti percaya adanya mu’jizat yang diberikan Allah kepada
UtusanNya. Daftar nama rasul dan mu’jizatnya yaitu :
d. Sifat sifat Rasul
Akidah yang lima
puluh, menyakini bahwa Allah memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil dan
satu sifat jaiz, di tambah dengan sifat wajib rasul 4, sifat mustahil bagi
rasul 4. Dan sifat jaiz bagi Rasul 1. Maka, genap 50. Secara singkat sifat –
sifat Rasul yaitu:
e. Tugas – tugas Rasul
Diantara tugas-tugas
Rasul adalah:
1) Menyampaikan Risalah (wahyu)
2) Da’wah (menyeru) untuk beribadah dan menyembah
kepada Allah
3) Memberi kabar gembira (bagi orang yang beriman)
dan memberi peringatan (bagi orang yang ingkar)
4) Memperbaiki jiwa dan membersihkannya
(mensucikannya)
5) Meluruskan pikiran dan akidah yang menyimpang dan
sesat
6) Memberikan Hujjah
7) Mengatur dan memimpin umat
f. Hikmah Iman Kepada Rasul
1) Memahami rahmad dan pertolongan Allah kepada
hamba-Nya melalui diutusnya Rasul.
2) Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah akan nikmat
yang besar ini (diutusnya Rasul)
3) Menumbuhkan rasa cinta dan memuliakan Rasul
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar